Batam, 23 September 2025
Warga nelayan di Pulau Rempang, Galang dan Pulau Bulan menolak kehadiran dan operasional Kapal Survey (Survey Vessel) milik PT Taka Hydrocore Indonesia (THI) yang akan melakukan Survey Geofisika dan Shallow Teknikal di perairan Galang dan sekitarnya. Penolakan itu dilakukan melalui keputusan warga nelayan Galang dan Bulang.
”Sejak kehadiran kapal survey ini, hingga hari ini, kami anggota masyarakat Rempang, Galang dan pulau sekitarnya, menolak dan memprotes kehadiran kapal dalam pengambilan sempel pasir di sekitar perairan pulau sekitar Rempang, Galang, dan Pulau Bulang oleh PT Taka karena mengganggu aktivitas nelayan,” Dayat, juru bicara warga nelayan Galang dan Bulang, kemarin, yang diterima media ini, Selasa, 23/9/2025.
Kapal survey itu memasuki perairan Galang dan Bulang pada Jumat, 26/9/2025. Namun warga nelayan langsung bereaksi menolak kehadiran kapal itu. Setelah melihat reaksi dari warga masyarakat, pihak PT THI melakukan sosialisi kepada warga. Sosialisasi dipimpin oleh Peltu Badir Manto dari Kementerian Pertahanan. Mereka mengundang warga nelayan berkumpul di Balai Desa, Pulau Panjang, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Galang.
Melihat pemaparan yang kian tidak dipahami oleh masyarakat, mereka serentak menolak an membubarkan diri. Masyarakat Galang sepakat menolak pengambilan sempel pasir dan lumpur, karena masyarakat merasa tidak puas dengan penjelasan PT THI. Mereka curiga ada agenda tersembunyi, sebab saat masyarakat mengajukan pertanyaan, pihak PT Taka memberi jawaban yang berbelit-belit.

”Kami curiga ada tujuan yang tidak transparan, sebab penjelasan yang diberikan PT Taka berbelit-belit. Kami memastikan kapal survey tersebut tidak akan bisa beroperasi di wilayah perairan Galang, Rempang, dan Bulang serta laut sekitarnya. Kami akan menjaga laut kami agar tidak dieksploitasi tanpa tujuan. Yang jelas, kegiatan tersebut, menurut kami, sangat merugikan warga masyarakat nelayan,” kata seorang warga lainnya.
Menurut mereka, pengambilan sampel pasir dan lumpur di sekitar perairan Rempang, Galang, dan Bulang, mencurigakan. ”Untuk apa ngambil sempel pasir dan lumpur? Apakah ada kepentingan untuk mengambil pasir atau semacam bahan tambang, kami tidak paham. Yang jelas, masyarakat tidak setuju dan kami sepakat untuk menolak (kehadiran kapal survey),” ujar Ahmad, seorang warga lain.

Pernyataan Penolakan Kehadiran Kapal Survey
Dalam video yang dikirim ke media ini, masyarakat Rempang, Galang, dan Bulang, menyatakan: Kami masyarakat nelayan Galang dan Bulang menyatakan sikap hasil dari sosialisasi dan silaturahmi PT Taka Hydrocore Indonesia yang diadakan di Pulau Panjang pada hari ini, tanggal 22 September 2025. Dengan ini kami menyatakan sikap:
1. Menolak semua aktivitas yang di lakukan oleh PT. TAKA HYDROCORE INDONESIA di laut Galang dan Bulang Sebelum Ade Keputusan yang jelas.
2. Kami meminta kepada Pemerintah Daerah dan Dinas Terkait Baik itu Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau (Yaitu : Walikota Batam, DPRD Kota dan Gubernur Kepri dan DPRD Provinsi Kepri) supaya secepat menyelesaikam persoalan yang sedang terjadi agar mencegah kejadian yang tidak di inginkan.
Tertanda Aliansi Masyarakat Nelayan Galang dan Bulang
Pulau Panjang, Senin 22 September 2025

Dalam dokumen yang diterima media ini, tertera penjelasan: Security Clereance untuk kegiatan Survey Geoisika dan Shallow Geoteknikal di Perairan Selatan Batam, Barat Rempang, Perairan Timur Karimun, Provinsi Kepulauan Riau dengan menggunakan kapal SS Barakuda dan Haba 1 berbendera Indonesia.
Seluruh hasil survey akan diserahkan kepada Security Officer (SO) dhi Ditwilhan Ditjen Strahan Kemhan, Security Clereance ini hanya berlaku di lokasi sesuai permohonan. Security Clereance ini tidak berlaku pada saat dinyatakan selesai oleh pemohon dan tidak ada petugas Security Officer (SO). Security Officer ini berlaku selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditandatangani oleh Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan.
Surat diterbitkan pada 28 Juli 2025, Nomo: SC/71/H/VII/2025/DJSTRA, a.n Direktur Jenderal Strategi Pertahanan, Direktur Wilayah Pertahanan yang ditandatangani oleh Anis Rusdiono, ST, MM selaku Laksamana Pertama TNI AL
Surat ditembuskan kepada: 17 Instansi, yakni: Sekjen Kemhan, Kabais TNI, Pangkoarmada RI, Kabakamla RI, Dirjen Strahan Kemhan, Asintel, Asops Kasal, Pangkoarmada I/Tanjungpinang, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Pangdam II/Sriwijaya, Dirwilhan Ditjen Strahan Kemhan, Kapusinfomar TNI, Dan Guskamla Koarmada I/Tanjungpinang, Sekretaris SKK Perlaksana Kegiahan Usaha Hulu Migas, Dan Lantamal IV/Batam, Dan Lanal Tanjungbalai Karimun, Dir PT Taka Hydrocore Indonesia,
Shallow Geotech mengarah pada bidang geoteknik yang fokus pada studi sifat dan perilaku tanah pada kedalaman dangkal di bawah permukaan, terutama untuk perancangan fondasi dangkal yang mentransfer beban bangunan ke tanah dekat permukaan. Ini melibatkan analisis stabilitas lereng, evaluasi risiko, dan penanganan tanah serta interaksinya dengan struktur konstruksi.(*)
Riki/Redaksi.