* Bikin Blunder
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar Rizki Faisal menyayangkan pernyataan Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, terkait penembakan pemilik rental yang kasusnya sedang hangat di publik. Pernyataannya itu mengikis wibawa Kapolri dan institusi kepolisian, serta bikin blunder.
Rizki Faisal berpendapat, Aryanto Sutadi membuat kasus tersebut menjadi blunder dan jelas mengikis wibawa institusi Polri, Komisi III DPR Ri Selaku mitra kepolisian merasa perlu mengingatkan agar pernyataan-pernyataan yang keluar tidak melukai rasa keadilan bagi rakyat, sebab empati dan simpati menurut Rizki adalah nadi dari Program Presisi Polri.
”Sebagai penasihat Kapolri, pernyataan yang disampaikan seharusnya mengutamakan tanggung jawab polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Menghindari risiko adalah penting, tetapi bukan alasan untuk mengabaikan tindakan di lapangan. Polisi harus menunjukkan keberanian dan strategi dalam menghadapi situasi seperti ini, bukan memberikan kesan seolah-olah tugas itu bisa ditunda atau diabaikan,” Kata Rizki
Berikut ini beberapa poin yang membuat pernyataan Penasihat Kapori dinilai Rizki Faisal membuat blunder.
Pentingnya Sensitivitas Publik ”Pernyataan yang kurang hati-hati dapat memberikan kesan negatif kepada masyarakat. Di saat masyarakat membutuhkan perlindungan, polisi harus dilihat sebagai pihak yang sigap, tidak ragu, dan dapat diandalkan. Pernyataan seperti ini bisa mengikis kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.”
Penekanan pada Profesionalisme. ”Sebagai penasihat Kapolri, penting untuk memberikan pernyataan yang menunjukkan profesionalisme polisi, termasuk dalam menghadapi risiko. Ketegasan dan kesiapan dalam menjalankan tugas justru akan menjaga wibawa Kapolri dan institusi Polri. Bila ada kekhawatiran operasional, itu lebih baik dijelaskan dalam bentuk rencana mitigasi risiko, bukan dengan mengedepankan alasan yang justru dapat dipersepsikan sebagai pembenaran untuk tidak bertindak.”
Saran Perbaikan ”Ke depan, pernyataan publik dari pejabat Polri atau penasihat Kapolri seharusnya berfokus pada langkah solutif. Misalnya, menyampaikan bahwa polisi sedang menyusun strategi yang aman namun tetap efektif dalam menangani situasi ini, sehingga kepercayaan publik terhadap Polri tetap terjaga.”
Sebagai penutup Rizki Faisal menyatakan, ”Kami yakin bahwa Kapolri dan seluruh jajaran Polri berkomitmen untuk terus meningkatkan profesionalisme, keberanian, dan kesiapan dalam menjalankan tugas melindungi masyarakat. Pernyataan dari pejabat internal harus senantiasa mencerminkan semangat itu dan memperkuat citra positif Polri di mata masyarakat,” pungkas Rizki Faisal. (*)