April 30, 2025
prabowo-01

Presiden RI Prabowo Subianto.

Batam, 21 Maret 2025.

Tokoh Melayu di Kepulauan Riau meminta Presiden Prabowo turun tangan untuk mencegah penguasaan lahan oleh Perusahaan Konsorsium Pasifik di Batam. Pasalnya, ratusan hektar lahan strategis kini telah dialihkan ke konsorsium sejak era kepemimpinan Muhammad Rudi di Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Saudagar Rumpun Melayu, sayap utama Lembaga Adat Melayu (LAM) marah dan menuntut BP Batam bersama PT Pasifik Estatindo Perkasa atas kezaliman merobohkan gedung Hotel Purajaya.

”Sebagai pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) di Kepri, saya terperanjat mengetahui bahwa ratusan hektar di posisi strategis telah dicabut dari para investor, dan dialihkan ke konsorsium perusahaan di bawah jaringan PT Pasifik. Karena itu kami memohon Bapak Presiden Prabowo segera bertindak membatalkan seluruh pengalihan lahan kepada konsorsium tersebut,” kata Tokoh LAM Kepulauan Riau, Datok Wira Maskurtilawahyu, SH, MH, kepada wartawan, 22/3/2025.

Data pencabutan alokasi lahan dari tangan investor dan dialihkan ke jaringan PT Pasifik, mencapai 200 hektar lebih. Lokasi lahan yang dicabut terdiri dari sejumlah titik, antara lain Nongsa, Batam Center dan Sagulung. ”Kalau penguasaan lahan tersebut dibiarkan, bukan tidak mungkin akan terjadi reaksi keras dari masyarakat adat Melayu yang marah melihat penjajahan gaya baru dengan menguasai seluruh tanah strategis di Pulau Batam. Bisa terjadi Amok Melayu,” tegas Maskurtilawahyu.

Datok Wira Maskurtilawahyu, SH, MH.

Desakan itu disampaikan, menyusul terungkapnya pengalihan alokasi lahan dari sejumlah pengusaha ke konsorsium Pasifik hingga ratusan hektar. Beberapa korban pencabutan lahan, yakni PT Dani Tasha Lestari di Nongsa, Batam, yang memiliki hotel dan resort setara bintang 5, PT Sinergy Tharada yang mengelola Pelabuhan Feri Internasional Batam Center.

Dalam sebuah laporan yang dirilis Lembaga Adat Melayu, beberapa alokasi lahan yang masih digunakan investor dalam dan luar negeri dicabut oleh BP Batam untuk kemudian diserahkan ke jaringan PT Pasifik Estatindo Perkasa, seperti PT Metallwerk Industry Batam. PT Metallwerk Industry Batam mengelola lahan seluas 2,2 hektar di kawasan Tanjunguncang, Kecamatan Sagulung, Kota Batam.

PT Sinergy Tharada yang mengelola pelabuhan, diputuskan kontrak sepihak untuk diberikan kepada jaringan PT Pasifik, yakni PT Metro Nusantara. BP Batam memutuskan Kerja Sama Operasi (KSO) pada Agustus 2024, padahal sebelumnya telah ada Surat Perjanjian Nomor : 04/PERJ KA/VII/2002 – 110/OB-ST/SPBC/VII/02, tanggal 02 Juli 2002, Tentang Kerjasama Operasi Pengelolaan Terminal Ferry Internasional Batam Centre, yang menyepakati KSO diperpanjang selama 3 tahun ( dari 2025 s.d 2028) akibat Pandemi Covid-19.

Hotel Purajaya sesaat sebelum dirobohkan atas perintah PT Pasifik Estatindo Perkasa dan dikawal Tim Terpadu yang dibentuk BP Batam.

Kemudian ada perusahaan PT Scuderia Motor Sport yang kini berada di Bawah jaringan PT Pasifik. PT Scuderia Motor Sport, perusahaan milik Muhammad Rudi, ex Kepala BP Batam, beralamat di Sungai Panas, Batam, Komp Graha Mas Blok H1 No. 5 – 6 Sei Panas, Batam, menerima 11.00 m2 lahan di Kampung Tua, Kampung Tengah, Kecamatan Nongsa, Kota Batam. Penguasaan lahan tersebut menjadi persoalan baru, karena sekitar 100 KK penghuni Kampung Tua di lokasi yang sama, keberatan rumahnya dihilangkan.

PT Rani Mulia Raharja, juga perusahaan anggota konsorsium PT Pasifik. Perusahaan itu diduga mengambil-alih lahan penyangga di sejumlah titik. Mulai dari Sungai Panas, Sei Beduk, hingga kawasan Nongsa. Bahkan saat ini hutan di kawasan bandara Hang Nadim sudah gundul dan rata dengan jalan. Kuat dugaan lahan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) itu akan dibangun kawasan komersial berupa rumah toko (ruko) dan pergudangan.

Aksi yang sama juga dilakukan oleh Kelompok PT Pasifik Prosperindo Perkasa melalui pengambil-alihan lahan di depan One Mall Batam Center. Lahan yang sangat strategis yang sebelumnya dimiliki oleh PT Putra Jaya Bintan (PJB). Selain PT Rani Mulia Raharja, ada sejumlah perusahaan konsorsium, antara lain PT Beverly Hotel Indonesia, PT Rimbun Damai Sejahtera, PT Asta Satria Indonesia. PT Pelayaran Lestari Papua Bahari, PT Harapan Mitra Properti, PT Buana Benua Shipping, PT Buana Maritim Sejahtera, PT Harapan Mitra Jaya, PT Prima Buana Gema Bahari.

Gedung dan aset Purajaya dimusnahkan oleh PT Pasifik Estatindo Perkasa.

Informasi yang diperoleh media ini, anggota konsorsium Pasifik itu, yakni PT Rani sendiri mendapatkan alokasi lahan sangat luas di 4 lokasi Pulau Batam, antara lain: a. Kawasan Hutan Lindung Telagapunggur Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa; b. Kawasan Hutan Lindung di sekitar Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam; c. Kawasan Hutan Lindung di area bandara Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam; d. Kawasan Hutan Lindung sekitar Jl Sudirman, Kecamatan Batam Kota (di depan Perumahan Plamo Garden Batam Center) dan Kelurahan Mukakuning, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam;

Menurut data perusahaan dari sumber di Kementerian Hukum, pengurus PT Rani Mulia Raharja adalah: a. Asri alias Akim (Pengurus dan Pemegang Saham); b. Saman (Pengurus dan Pemegang Saham); c. Azman (Pengurus dan Pemegang Saham); d. Jenni (Pengurus); e. Reyhan Ghazy Respati (Pengurus dan Pemegang Saham); f. Bobie Jayanto (Pengurus dan Pemegang Saham).

Sedangkan PT Pasifik Estatindo Perkasa juga dimiliki oleh: a. Bobie Jayanto sebagai Komisaris Utama/pemegang saham; b. Asri alias Akim sebagai Komisaris dan pemegang saham; c. Azman sebagai Komisaris dan pemegang saham; d. Saman sebagai Komisaris dan pemegang saham; e. Jenni sebagai Direktur. Hingga berita ini dirilis, media belum berhasil memperoleh konfirmasi ke Pasifik Group karena data dan alamat yang terdapat dalam dokumen tidak dapat dihubungi.

Redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *