* Puisi Budayawan dan Wartawan Senior Melayu Rida K Liamsi
Batam, Jumat, 24 Januari 2025.
Peristiwa sejarah yang menghancurkan nalar kemanusiaan bangsa ini, akibat peristiwa kemanusiaan di Pulau Rempang dan Galang, pada 2023 dan 2024 lalu, kembali terngiang. Munculnya berbagai kebijakan dan tindakan penguasa, telah melukai hati warga, khususnya Melayu di wilayah Kepulauan Riau.
Sementara negeri ini menyongsong kemajuan industri, tidak seharusnya terjadi penindasan di sana sini, ketidak-adilan yang menimbulkan luka sejarah. Semua itu terjadi akibat keserakahan penguasa dalam menguasai kapital, menguasai sumber daya dan sumber dana yang berasal dari tanah.
Tanah Melayu, milik pewaris negeri ini, yang seharusnya dijaga untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat. Terkhusus, memakmurkan warga Melayu yang lahir dan besar di tanah dan laut Kepulauan Riau. Karena mengejar rente.

Berikut puisi yang ditulis Rida K Liamsi, kembali diangkat Redaksi media ini:
Luka Kami, Luka Sejarah
Luka kami.
Luka sejarah
Luka bangsa
Pernah dijajah
Berabad abad
Ditimbun stigma
Bangsa pemalas
Bangsa yang mudah ditindas
Bangsa yang dikalahkan karena adu domba
Bangsa yang tiap menghunus keris
Pulang tak berdaya
karena hianat sebangsa
Kami harus bilang apa?
bangsa tak berdaya?
Atau Kalian bangsa serakah
Kalian minum keringat kami
Kalian rampok harta kami
Kalian perkosa martabat kami
Kalian palsukan sejarah kami
Kini kami di depan pintu kalian:
Dengar!
Kamilah keturunan bani Ismail.
Bangsa Agung yang membangun
kebesaran separoh dunia
Di bawah daulat dan kilatan pedang
Iskandar Zulkarnain
DNA kami DNA Melayu,
DNA lebih tua
Berlututlah !

(Rida K Liamsi, 2023/2024)