Menanti Tuntasnya Persoalan Air Bersih di Batam

Oleh: H. Bahktiar, Lc, MA
Wakil Ketua III DPRD Kepri dan Ketua DPW PKS Kepri

Harus diakui sejak peralihan pengelolaan air di Kota Batam dari ATB (PT Adhya Tirta Batam) pada tahun 2020 ke Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU-SPAM) BP Batam, yang kemudian melibatkan sejumlah konsorsium dalam bendera Air Batam Hulu (ABHu) dan Air Batam Hilir (ABHi). Cerita dan persoalan ketersediaan air Batam baik dari aspek kuantitas dan kualitas terus mendapatkan persepsi yang negatif dari masyarakat.

Seperti yang diberitakan di berbagai media siber akhir-akhir ini. Sekitar 3.600 Kubik Air Tercemari Alga Hijau Terdistribusi ke Pelanggan, sebelumnya ada juga yang mengeluhkan tidak lancarnya distribusi air.

Masalah ini menjadi tantangan besar yang perlu diatasi secara menyeluruh agar tidak menghambat perkembangan kota dan kesejahteraan warganya. Sebagai kota dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, Batam menghadapi tekanan besar dalam penyediaan air bersih. Berdasarkan data Badan Pengusahaan (BP) Batam, kebutuhan air bersih untuk wilayah ini diperkirakan mencapai 3.500 liter per detik pada tahun 2024. Namun, kapasitas pasokan saat ini baru mampu menyediakan sekitar 2.600 liter per detik. Kesenjangan ini menyebabkan seringnya keluhan terkait pasokan air, terutama di daerah padat penduduk seperti Batu Aji, Sagulung, dan Sekupang.

Faktor lain yang memperparah situasi adalah kondisi infrastruktur. Sebagian besar jaringan distribusi air di Batam telah beroperasi lebih dari 20 tahun dan mengalami penurunan kualitas. Kebocoran pipa menjadi salah satu penyebab utama hilangnya air hingga 20% dari total produksi. Selain itu, sistem distribusi yang belum merata sering kali membuat wilayah tertentu mengalami krisis air.

Waduk Sei Ladi, salah satu sumber air minum di Batam.

Tantangan Sumber Daya Air

Batam mengandalkan waduk sebagai sumber utama air bersih, seperti Waduk Duriangkang, Sei Ladi, dan Sei Harapan. Namun, sumber daya air ini memiliki keterbatasan kapasitas, terutama di musim kemarau. Menurut laporan BP Batam, Waduk Duriangkang, yang memasok sekitar 70% kebutuhan air di Batam, menghadapi ancaman sedimentasi dan penurunan kualitas air akibat aktivitas manusia di sekitarnya.

Mengatasi persoalan air bersih di Batam membutuhkan pendekatan terpadu antara pemerintah, masyarakat, dan pihak pengelolanya. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan.

Pertama, Modernisasi Infrastruktur. Pemerintah perlu mempercepat modernisasi jaringan pipa distribusi untuk mengurangi kebocoran dan meningkatkan efisiensi pasokan air. Penggunaan teknologi sensor untuk mendeteksi kebocoran secara dini juga bisa menjadi solusi.

Kedua, Diversifikasi Sumber Air. Selain mengandalkan waduk, Batam dapat memanfaatkan teknologi desalinasi untuk mengolah air laut menjadi air bersih. Teknologi ini telah diterapkan di beberapa negara kepulauan dan terbukti efektif, meskipun membutuhkan investasi awal yang besar.

Pengolahan air untuk siap dikonsumsi warga Batam.
Air minum kualitas buruk mengandung racun di Batam.

Ketiga, Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air. BP Batam dapat bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun instalasi pengolahan air tambahan, terutama di wilayah yang pasokannya masih terbatas.

Keempat, Edukasi dan Partisipasi Masyarakat. Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya menjaga kualitas sumber daya air, seperti mengurangi aktivitas yang mencemari waduk. Selain itu, kampanye hemat air dapat membantu mengurangi tekanan terhadap sistem distribusi.

Kelima, Pemantauan dan Transparansi. Pemerintah dan pengelola air bersih perlu meningkatkan transparansi terkait jadwal distribusi dan penanganan keluhan masyarakat. Sistem informasi berbasis digital, seperti aplikasi pengaduan dan pelaporan masalah distribusi, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Untuk merealisasikan solusi di atas, pemerintah daerah dan BP Batam harus mengatasi berbagai hambatan, termasuk regulasi dan pendanaan. Kolaborasi dengan pemerintah pusat serta lembaga terkait dapat menjadi opsi untuk mendapatkan dukungan finansial dan teknis.

Batam memiliki potensi besar untuk menjadi kota modern dengan kualitas hidup yang baik, termasuk dalam hal penyediaan air bersih. Dengan langkah-langkah konkret dan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, persoalan air bersih di Batam dapat diselesaikan secara bertahap. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi kota yang berkelanjutan.

Nah, kita sangat berharap sekali pihak terkait yang sudah diamanahkan untuk mengelola air Batam bisa segera menuntaskan persoalan ini dari akarnya dan mencarikan solusi terbaik untuk masyarakat Kota Batam.

Semoga!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *