* Warga Rempang Jangan Terus Jadi ‘Tumbal’
Batam, 18 Desember 2024.
Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) 98 Provinsi Kepulauan Riau meminta pemerintah segera cabut status Proyek Strategis Nasional (PSN) yang disematkan kepada PT Makmur Elok Graha (MEG). Pasalnya, sudah terlalu banyak korban penganiayaan dan ketidak-adilan yang dialami oleh warga Rempang bahkan sebelum proyek dimulai.
”Kami dari Barikade 98 Provinsi Kepulauan Riau, sebagai perwakilan dari seluruh organisasi Barikade 98 Nasional, meminta Presiden Prabowo Subianto segera mencabut status PSN dari Rempang, mengingat korban demi korban terus berjatuhan di Pulau Rempang. Sudah setahun lebih kami mengikuti perkembangan PSN Rempang, yang ada cuma nestapa bagi warga,” kata Ketua Barikade 98, Rahmad Kurniawan, kepada wartawan di Batam, 16/12/204.
Jika benar ada investasi akan masuk ke Rempang, seperti pabrik kaca Xinyi, kata Rahmad Kurniawan, biar lah masuk lewat jalur normal. Lebih sederhana perusahaan masuk dengan pendekatan persuasif ke warga dan akan muncul kerja sama ‘simbiosis mutualisme.’ ”Lewat jalur normal, yakni perusahaan yang akan berinvestasi masuk lewat jalur normal, dapat menghargai warga setempat, tidak berperilaku buruk seperti yang ditampilkan oleh PT MEG,” jelas Rahmad Kurniawan.
Pendekatan PSN, kata Rahmad Kurniawan, terbukti telah menghilangkan hak-hak warga Rempang. Misalnya, hak mereka atas tanah tidak dihargai sama sekali, bahkan akan diganti rugi dengan harga yang tidak masuk akal. Sementara, katanya, para penguasa yang berada di balik pengusaha, mendapatkan benefit yang tidak sedikit. ”Kami tidak usah-lah membuka-buka aib para petinggi di balik setiap proyek yang menelan korban. BP Batam dan sejumlah oknum justru mendapat benefit tidak sedikit, tetapi hak-hak warga malah diabaikan,” tegas Rahmad Kurniawan.
Barikade 98 mengingatkan agar pemerintah mengingat tujuan utama dari setiap proyek pembangunan, adalah membangun taraf hidup warga masyarakat di sekitarnya. ”Pem perintah jangan lupa, setiap proyek yang dikembangkan di negeri ini (RI), tujuannya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan justru mengabaikan hak-hak dasar warga masyarakat seperti yang terjadi di Rempang,” ujar Rahmad Kurniawan.
Barikade 98 Kepri saat ini sedang mempersiapkan bantuan terhadap masyarakat Melayu di Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah, mulai dari Wali Kota, hingga ke pemerintah pusat. ”Terhadap aksi biadab yang dilakukan oleh oknum PT MEG, kami minta segeralah berhenti melakukan intimidasi dan penganiayaan. Apa pun alasan anda, publik melihat bahwa warga Rempang setiap kali menuntut haknya, menjadi bulan-bulanan dan korban penganiayaa. Perilaku anda biadab!” kata Rahmad Kurniawan dengan geram.
Dukungan Cabut Status PSN Mengalir
Di sisi lain dukungan terhadap status PSN segera dicabut mengalir dari berbagai kalangan. Meski tidak secara eksplisit menyebut PSN dicabut, namun tokoh masyarakat Melayu dari berbagai kalangan meminta pemerintah meninjau ulang kehadiran PT MEG di Rempang.
Mereka yang membuat desakan, antara lain:
- Yang Dipertuan Besar Perhimpunan Zuriat dan Kerabat Kesultanan Riau-Lingga: Sultan Hendra Syafri Riayat Syah,
- Ketua Umum Lembaga Adat (LAM) Melayu Kepulauan Riau: Dato’ Seri Setia Utama H. Abdul Razak Ab
- Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) Wilayah Provinsi Kepulauan Riau: Prof. Dato’ Perdana Dr. H. Abdul Malik, M.Pd.
- Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kepri: Ridarman Bay, SE, MM
- GMBP3KR Basyaruddin Idris.
- Para tokoh itu mengutuk keras aksi biadab yang dilakukan sekelompok orang di Pulau Rempang pada Rabu dini hari, 18 Desember 2024.
- Mendesak aparat penegak hukum menangkap pelaku kejahatan yang sudah menyiksa dan menganiaya delapan orang warga Rempang.
- Mendesak pemerintah pusat untuk bersikap bijak dengan tidak membenturkan kepentingan investasi di kawasan yang telah ditetapkan sebagai PSN dengan warga melayu di Rempang yang selama ini hidup dalam kedamaian.
- Masyarakat Melayu di Kepulauan Riau, khususnya di Rempang tidak anti investasi, tetapi jangan mengganggu kehidupan dan peradaban yang sudah sudah lama dibangun dan dilestarikan. Oleh karena itu, kami menuntut agar pemerintah menggeser kawasan investasi ke kawasan lainnya yang tidak mengganggu kenyamanan warga setempat.
- Menghentikan praktik intimidasi dan kekerasan di Pulau Rempang, Batam.
- Mengajak seluruh masyarakat Melayu di Tanah Air untuk bersatu padu, bahu-membahu membantu warga Pulau Rempang.
Kesaksian Warga
Asmah Warga Sungai Buluh
”Yang tragedi tadi malam yang terjadi yang luka, yang korban seingat saya 8 Informasi awal yang kita terima, awalnya itu ada beberapa orang-orang PT MEG itu datang, mereka ingin merusak sepanduk tolak derokasi kita.”
Jadi, katanya, mereka dijumpai oleh warga, terus dikejar sama warga, mereka lari ke dalam hutan.Dan dengar cerita dia itu ada tiga, tapi satu kita dapat tangkap, terus dibawalah sama masyarakat ke posko kita di Sembulang Hulu, sampai menunggu orang Kapolsek datang.
Setelah orangnya dibawa ke Kapolsek, kata Asmah, tak berapa lama mereka orang PT Mek ini datang dengan anggota yang begitu banyak, ada pakai lori, pakai mobil, dan pakai motor. Alasan kita mengamankan satu orang dari MEG.”
”Karena itu tadi kita dapat menangkap dia, dia lari ke dalam semak jadi warga ngejar.Jadi kita dapat menangkap, karena selama ini kita memang sepandu-sepandu, kita kan sering dirusak-rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, kita tidak tahu siapa ya kan. Berarti itu tertugasnya po, yang berusaha itu. itulah mungkin dulu alasannya kita, mungkin dialah terduganya, karena dia yang lari kan, dia lari ke dalam hutan,” katanya.
Kalau malam-malam ke dalam hutan ngapain pak kalau nggak ada kerjaan ya kan, tak ada niat yang tertentu ya kan Jadi itu aja, terus habis dia nyerang kita ke Posko Semulang Hulu, terus ke Posko Angsor, terus ke Sungai Buluh lagi. ”Sungai Buluh ada warga kita yang tidak tahu sama sekali, anak sekolah juga dikroyok lah anak itu, dipukul tanpa sebab.Mereka sementara tidak tahu sama sekali apa pemasalahannya,” jelas Asmah.
Di informasi terakhir yang luka kepala patah tangan itu di rumah sakit mana dan keadaannya? ”Itu ada sebagian si Pak Zakaria itu di Garhamen kalau tidak salah saya. Sampai jumpa di video selanjutnya. Itu saya belum dapat informasi yang jelas. Namun kita minta PTM keluar itu gara-gara pasca terjadi malam tadi itu ya,” jelasnya.
Pokoknya kita memang keinginannya itu sudah dari dulu pengen orang PTM itu keluar dari wilayah kita karena kita memang selama PT.Mek ada di sini, mereka terus mengganggu-mengganggu ke tenteraman kita di sini.Jadi kita merasa tidak nyaman.
Tadi klarifikasi PT MEG, katanya mereka di sini patroli. Itu kalau itu yang dikatakan orang PT Mek itu tetap petroli itu bohong.Itu mereka bukan ada niat untuk petroli, mereka memang sengaja ingin membuat masyarakat di sini resah. ”Sama mereka gak bawa barang Kalau mereka tidak bawa senjata, kenapa ada warga kami yang kena tembak panah, ada yang luka-luka dan sebagainya.Itu kita nggak tahu dari mana kalau bukan ada bawa senjata tajam. Kita nggak tahu juga kan karena mereka ramai,” kata Asmah.
Miswadi Warga Sembulang Hulu
Semalam, sepanduk kecil kita tolak relokasi yang kecil, yang ukuran kurang lebih sekitar 30 cm x 40 cm itu dirusak diorang kurang lebih, kami hitung semalam 14 biji. Ketemu warga, langsung dikejar warga, dia masuk ke sana langsung dikomunikasi dengan warga seluruh, dikepung hutan itu, kami kepung hutan itu keliling pokoknya, dari Pasir Panjang, dari Sungai Buluh, Sembulang Ulu, Sembulang Pasir Merah, kita kepung.
Kita ramai-ramai. Memang hampir mungkin hampir mau satu jaman lah mungkin ketangkap dia enggak itu dia sembunyi di Gumangat air langsung dibawa ke sini sebok sini dilapor lah ke Kapolsek Kapolsek datang. Apa nego disini saya pun tak tahu karena saya disitu kan orang ini negolah rame-rame.Habis itu tak lama datanglah satu orang tak tahulah tentang apa-apa. Isil ada kata mengaku dari aparat dengan alasan bebaskan aja. Masyarakat tak mau.
Karena mungkin udah terlalu sakit hati. Karena sepanduk kami banyak di Sungai Buloh udah dua kali. Diancur dengan. Dan sepanduk masyarakat Rempanggalang bersatu.Pertama pasang langsung koyak. Habis itu dipasang lagi sepanduk Jendera Sudirman dengan Prabowo pun pasangan kedua lagi.Kami gitu gak di Sembulang sana.
Sembulang sana tuh yang pesemirah sana tuh. Sudah berapa kali dipasang pun sering rusak. Sampai di restoran sana kemarin. Pernah gak subuh disobe.
Situasi Posko Tim Solidaritas Tolek Relokasi Sembulang Hulu sampai pecah-pecah gitu bang. Kalau saya tuh hati-hati pos semalam, datang dia orang kemarin, semalam pertama pakai mobil, Kemudian langsung dia angkat, dia orang paksa, yang merusak sepanduk itu langsung dibawa dia orang, Tak lama datang pakai mobil, pakai motor, dengan satu lori truk pokoknya lori.
Gak tau kami langsung didorong dengan arogan. Langsung nyerang dengan senjata ya jelas kawan kami kan kena panah disini ada yang luka di kepala dipukul kami masing-masing nyelamatkan diri lah ada yang kesana Itu backup satu motor kalau motor ternyata cuman berapa biji mungkin yang standar tegak kawan yang kita tahan disini.
Kawan yang kita tahan udah dia bawa diorang. Udah dibawa langsung datang pasukan yang nyerang setelah dibawa baru mereka nyerang telah dibawa baru mereka berapa orang warga yang jadi korban Kalau warga yang jadi korban, kalau di sini, yang luka-luka di sini ada dua orang.
PT. MEG kan ada satu orang kawannya itu disekap. Itu benar, Kami nggak nyegap kok. Dikat lagi katanya Katanya diikat juga katanya. Diikat bener itu bang kalau diikat, saya tak tahu pula istilahnya. Karena memang saya tidak nengok di sini Kalau nggak disekap, nggak orang. Dia balik di sini, ngapain Kalau disekap, itu kan disimpan suatu tempat.
”Saya nggak tahu, karena memang terus terang saja saya tidak melihat, karena waktu penangkapan itu kan kami pisah.Kami kepung, hutan itu saya di belakang sana sekali,” kata Miswadi.
Redaksi