* Berpotensi di Pilkada Gubernur Provinsi Aceh
Banda Aceh, 11 April 2024.
Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) November 2024 mendatang, bermunculan tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi calon kepala daerah. Salah satu pasangan yang mencuri perhatian masyarakat Aceh, adalah Effridanda SE dan Azhari Hamid ST MEng.
”Menjelang pemilihan kepala daerah akhir tahun ini, sudah ramai perbincangan mengenai tokoh yang layak untuk didukung. Dari sekian banyak perbincangan, salah satu pasangan yang menyita perhatian warga Aceh adalah pasangan Effridanda dan Azhari Hamid,” kata Mahyuddin, tokoh warga Aceh yang ada di Kepulauan Riau, Kamis, 11/4/2024.
Mantan staff perusahaan perminyakan, PT Exxon Mobil, itu yakin kedua figur itu, jika diusung dalam Pilkada, akan menjawab kebutuhan warga Aceh yang kini berbenah dalam ekonomi dan pembangunan di berbagai sektor. ”Keduanya berasal dari profesional, sehingga memiliki kapasitas dalam menggerakkan roda pembangunan,” ucap Mahyuddin.
Seorang tokoh masyarakat Aceh yang lain, M Zaidan Ramli, yang kini menjabat Bendahara Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA) Kota Batam, senada dengan Mahyuddin. Dia menyebut Effridanda memiliki potensi dalam mengelola perekonomian, sementara Azhari Hamid sebagai memiliki peluang besar sebagai teknokrat, putra daerah Aceh. ”Dia (Azhari) memiliki potensi yang sangat besar dalam mendorong pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta pengembangan energi baru dan terbarukan,” ujar M Zaidan Ramli.
Tidak dapat dihindari, berbagai kelompok masyarakat yang tinggal di Aceh maupun yang tinggal di perantauan, saat ini sedang memberi perhatian terhadap persiapan Pilkada. Dari beberapa aspirasi masyarakat di Aceh yang bermunculan, kata Zaidan, pasangan yang mencuri perhatian paling besar adalah Effridanda, dan calon pasangannya Azhari Hamid.
Sesungguhnya mereka ini adalah dua sahabat putra Aceh yang bertemu saat menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta. Effridanda kuliah di bidang ekonomi sedangakan Azhari Hamid berkuliah di bidang teknik. Untuk Chemistry rasanya kedua orang ini tak perlu diragukan lagi. Susah senang saat saat menempuh pendidikan di rantau orang sudah mereka rasakan dan bahkan mereka syukuri sebagai bagian tantangan dalam kehidupan mereka.
Catatan redaksi.
Perhelatan Pilkada serentak akan bergulir pada November tahun ini. Aceh sebagai salah satu provinsi di ujung barat Indonesia, termasuk yang menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, provinsi Aceh memiliki berbagai potensi, baik potensi sumber daya alam, maupun potensi geo strategis dan sumber daya manusia. ”Kepala Daerah Provinsi Aceh yang akan keluar sebagai pemenang dalam Pilkada 2024, bakal bisa mengubah Aceh ke arah yang lebih baik,” jelas Zaidan Ramli.
Selain kedua calon itu merupakan para profesional, yakni Effridanda merupakan profesional dan pengusaha di Aceh, dan bakal calon wakilnya mantan Aparatur Sipul Nasional (ASN) di Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau. Azhari ini menekuni karir profesional sebagai konsultan teknik, terutama yang terkait dengan lingkungan hidup dan konstruksi.
”Sesungguhnya mereka ini adalah dua sahabat putra Aceh yang bertemu saat menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta. Effridanda kuliah di bidang ekonomi sedangakan Azhari Hamid berkuliah di bidang teknik. Untuk Chemistry rasanya kedua orang ini tak perlu diragukan lagi. Susah senang saat saat menempuh pendidikan di rantau orang sudah mereka rasakan dan bahkan mereka syukuri sebagai bagian tantangan dalam kehidupan mereka,” ungkap seorang rekan keduanya, alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan kuliah, Effridanda sempat berkarir di Jakarta sebagai pengusaha, dan pada 2001 kembali ke Aceh (Banda Aceh). Sementara Azhari Hamid berkarir selama 20 tahun sebagai ASN, dan sebelumnya telah malang melintang di dunia eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) serta mineral. Hal itu sesuai dengan backgroundnya (Azhari) sebagai sarjana Teknik Geologi.
Kedua pasangan calon ini sangat berkeinginan memberikan kontribusi pada pembangunan Aceh yang telah di cap sebagai daerah miskin kedua di Sumatera. Ini menjadikan keprihatinan kepada keduanya untuk mengeksplor lebih maju potensi potensi Aceh sebagai aset untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Terlebih dari itu, kedua pasangan itu akan memberikan tempat yang seluas luasnya bagi para ulama dan dayah sebagai soko guru dan ahli nasehat pagi pemerintahan. Terutama, katanya, jika masyarakat nantinya memberikan kepercayaan kepada mereka untuk memimpin Aceh ke depan. (*)