* Deretan Proyek Gagal yang Dibanggakan BP Batam di Pelabuhan
Batam, 6 Oktober 2023
Ship to Shore (STS) Crane di Pelabuhan Batu Ampar yang didatangkan dari Korea Selatan pada April 2023 dan resmi beroperasi pada Jumat (1/9/2023), ternyata tidak beroperasi secara maksimal. Pengadaan alat mutakhir dengan nilai sekitar Rp140 miliar itu melengkapi kegagalan sejumlah proyek di Pelabuhan Batuampar.
”Ada sejumlah proyek yang dibangga-banggakan oleh BP Batam di Pelabuhan Batuampar, antara lain pembangunan Auto Gate System, proyek Ship to Ship-Floating Storage Unit (STS-FSU), proyek revitalisasi kolam dermaga utara, proyek revitalisasi dermaga utara, serta proyek pengadaan STS Crane. Semuanya kami nilai hanya berhasil pada perencanaan tetapi gagal dalam pelaksanaan,” kata Ketua Barisan Kawal Demokrasi (Barikade) 98 Provinsi Kepulauan Riau, Rahmad Kurniawan, kepada wartawan, Kamis, 5/10/2023.
Dalam catatan Barikade 98, sejak BP Batam dipimpin ex officio, hampir tidak ada proyek yang berjalan lancar dan mencapai sasaran. Proyek Auto Gate System yang menggunakan sistem otomasi barang masuk dan keluar misalnya, proyek itu gagal total. Gerbang elektronik yang akan merekam secara otomatis barang di dalam kontainer sehingga tidak perlu antrian direncanakan untuk menghadapi Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang dicanangkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi.

Padahal, kata Rahmad Kurniawan, untuk proyek Auto Gate System itu, BP Batam telah membangun gerbang (gate) dan menyediakan Rp6,08 miliar. Tetapi kenyataannya, hingga pembangunan gate selesai pada 2021, tidak ada otomatisasi di gerbang itu. Peralatannya gagal diadakan, sehingga sampai sekarang proyek itu gagal total.
Pengembangan Pelabuhan Batuampar jangka pendek (2021-2025) direncanakan akan dimulai dengan memperkokoh Dermaga Utara sepanjang 700 meter; pembangunan lapangan peti kemas seluas 2-10 Ha; perkuatan dermaga utara lama sebagai terminal multipurpose sepanjang 408 meter dan pendalaman alur pelayaran kolam depan dermaga menjadi -8 Low Water Spring (LWS). ”Sekarang peralatan yang dibeli dengan investasi ratusan miliar, gagal total. Jika hanya mengangkut kontainer dari kapal ke daratan, untuk apa membeli STS Crane,” katanya.
Jika kita hitung anggaran berdasarkan satuan volume dalam RAB (rencana anggaran biaya) per meter kubik ditemukan jumlah harga pengerukan setiap meter kubik. Dalam laporan yang disampaikan oleh PPK, terdapatlah selisih antara pengukuran volume yang benar dengan volume pengukuran yang di-markup oleh PPK. Jika dikalikan dengan harga setiap meter kubik pengerukan, akan ditemukan kerugian negara hingga miliaran rupiah.
Adi Saelani, Manager Operasional PT MUS.
Diduga Manipulasi Volume Pengerukan
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Revitalisasi Kolam Dermagar Utara Terminal Pelabuhan Batuampar, Kota Batam, Aris Muajib, diduga melakukan korupsi dengan manipulasi perhitungan volume pengerukan. Proyek yang telah dihentikan Badan Pengusahaan (BP) Batam itu, dilawan oleh kontraktor PT Marinda Utamakarya Subur (MUS) dengan menggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN).
”Jika kita hitung anggaran berdasarkan satuan volume dalam RAB (rencana anggaran biaya) per meter kubik ditemukan jumlah harga pengerukan setiap meter kubik. Dalam laporan yang disampaikan oleh PPK, terdapatlah selisih antara pengukuran volume yang benar dengan volume pengukuran yang di-markup oleh PPK. Jika dikalikan dengan harga setiap meter kubik pengerukan, akan ditemukan kerugian negara hingga miliaran rupiah,” kata Manajer Operasi PT MUS, Adi Saelani, beberapa waktu lalu.

Setelah dilakukan audit internal PT Marinda Utamakarya Subur, kata Adi Saelani, ternyata ditemukan adanya penyimpangan atau ‘markup.’ Akibat adanya hasil survey pengukuran perhitungan volume pengerukkan (yang diduga di-markup) yang disebut pada termin itu sebanyak 90 persen, padahal jauh di bawah 90 persen, dana proyek dicairkan sesuai dengan laporan persentase pekerjaan.
Diuraikan oleh pihak PT MUS, peristiwanya pada awal Februari 2023. Survey dilakukan oleh internal PT MUS yang dilaksanakan Ir Bambang Sudarsono MS, JPU, sebagai senior geodetic engineer STRI nomor reg: 3.004.22.1.1.00018511 serta tim. Hasilnya, ditemukan tidak sama dengan laporan progres pembayaran termin 90% yang dilakukan oleh PPK Aris Muajib. ”Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan jelas-jelas merugikan keuangan negara yang begitu besar,” kata Adi Saelani.hasu
Padahal, pada saat tim survey bathimetri melakukan pengukuran di sisa 79.485 m3 itu, dengan luas 540 m X 124 m atau sekitar 67.000 m2 (6,75 ha), ternyata hasilnya bertolak belakang. Akibatnya timbul kerugian negara miliaran rupiah dalam satu termin itu saja. ”Selisih (volume) yang sangat jauh dengan hasil data yang diperoleh (dengan sebenarnya) sebagai fakta lapangan hasil survey bathimetri. Selisihnya sebesar 150.805 m3.
Gagal Tetapi Dipuji
Meski gagal, namun Kepala BP Batam dipuja-puji oleh para pejabat di BP Batam. Menurut Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Dendi Gustinandar, sebelum dioperasikan STS Crane yang dibeli dari Korea Selatan itu telah melalui proses uji coba dan commissioning. ”Dibawah kepemimpinan Kepala BP Batam Bapak Muhammad Rudi, saat ini, BP Batam berupaya mewujudkan Pelabuhan Batu Ampar yang lebih modern dengan menggunakan teknologi terkini untuk mempercepat layanan bongkar muat peti kemas,” ujar Dendi.
STS Crane dengan bobot 760 ton ini, memiliki kemampuan bongkar muat hingga 35 box kontainer per jam. Sehingga dapat mempersingkat waktu tunggu atau dwelling time di Terminal Umum Batu Ampar. Tetapi faktanya, hampir setiap hari STS Crane tidak dioperasikan. ”Kami heran, mengapa Menteri Perhubungan tidak bertindak atas banyaknya masalah di pelabuhan Batuampar, khususnya di Dermaga Utara yang telah menghabiskan banyak investasi, tatapi tidak ada kemajuan yang signifikan,” kata Rahmad Kurniawan.
Menyinggung banyaknya proyek gagal di Pelabuhan Batuampar, media ini meminta konfirmasi kepada Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar. Media ini mempertanyakan berapa nilai investasi STS Crane yang telah beroperasi, dan mengapa tidak beroperasi maksimal serta apa sebabnya pendalaman kolam dermaga utara dihentikan, serta apa progres revitalisasi dermaga. Namun Dendi Gustinandar mengarahkan pertanyaan ditujukan ke Humas BP Batam Ariastuty Sirait.
Sayangnya, Ariastuty Sirait tidak memberi respon ketika ditanya masalah dermaga utara Batuampar. Sebagaimana diketahui, proyek revitalisasi berupa pendalaman alur di kolam dermaga Batuampar yang telah menghabiskan hampir Rp70 miliar, namun dihentikan tanpa hasil. Belakangan, BP Batam meminta audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau. (*)